Menceritakan Pengalaman Pribadi Saat Mendaki (Interprestasi)

INTERPRESTASI

Interpret = menterjemahkan, menjelaskan
Prolog
Perjalanan alam bebas sekarang bukan lagi milik para pecinta alam, pendaki gunung, penempuh rimba atau pramuka semata. Orang lain ternyata juga membutuhkan alam bebas untuk memenuhi hidupnya. Namun karena latar belakang yang berbeda seringkali orang tersebut hanya mau menjadi penikmat alam tanda peduli bagaimana melestarikannya. Akhir-akhir ini para ahli konservasi semakin prihatin terhadap dampak kunjungan wisata alam. Lingkungan dapat menjadi rusak karena kunjungan yang tidak tercontrol dan terarah. Cagar alam dan Taman Nasional akan rusak jika tidak dilindungi dari tindakan pengunjung.
Berbeda dengan orang umum, para pecinta alam mempunyai nilai kepedulian terhadap kelestarian alam ini. Mereka mempunyai prinsip-prinsip bersikap di alam bebas, sehingga kunjungan mereka seringkali mendukung kelestarian alam. Intensitas kunjungan yang tinggi secara tidak langsung memberikan banyak pengetahuan tentang alam bebas dan mereka kenal dengan alam bebas. Mereka peduli karena mereka tahu. Dan karena alam bebas bukan milik pecinta alam saja maka bagaimana agar orang lain akhirnya juga memiliki kepedulian ?

Apa sih Interprestasi itu ?
Suatu kebiasaan dan spontanitas yang heroik pecinta alam, setelah melakukan perjalanan mereka meneceritakan pengalaman dan pengetahuannya pada kawan, pacar atau orang lain. Suatu saat karena keinginan yang kuat untuk juga ikut menikmati keindahan alam bebas, orang-orang akan berusaha untuk berkunjung (meski hanya sesaat), dengan segala kekhawatiran. Ada apa bagaimana dan pertanyaan lain tentang keadaan di alam bebas.
Ketika orang-orang melakukan kunjungan sesaat itu mereka berharap akan mendapatkan pegetahuan dan informasi sama dengan didapatkan para pecinta alam atau informasi yang sudah mereka dapatkan sebelumnya (lewat brosur misalnya). Para pengunjung itu juga menginginkan rekreasi sambil dapat pengetahuan. Tapi apa mungkin pengetahuan yang meraka dapatkan sama dengan para pecinta alam, sementara intensitas kunjungan berbeda ?
Tanpa pengalaman yang cukup pastilah para pengunjung “instan” ini hanya akan melihat sebatang pohon tegak, berdaun, ada buahnya, dan ada monyet bergelantungan tanpa tahu lebih banyak mengapa, bagaimana, untuk apa, apa nilai pentingnya dan berbagai informasi mendasar yang lain yang mengarahkan mereka untuk memiliki interas (kepedulian). Jika hanya itu yang mereka dapatkan saat mereka pulang mereka tidak akan dapat bercerita banyak seperti heroisme para pecinta alam. Saat ditanya tentang pengalaman bisa jadi mereka hanya bilang “apa Cuma lihat pohon dan moyet, capek lagi !”
Ternyata orang-orang tersebut masih membutuhkan teman pendamping agar mereka bisa mendapatkan keinginannya akan rekreasi sekaligus dapat pengentahuan. Alam tidak bisa berdialog dengan para pengujung “instan” ini, bahasa alam bisa jadi hanya dipahami oleh mereka yang mengunjunginya. Agar orang-orang bisa mendapat hiburan, inspirasi, pengetahuan dan perubahan sikap, dia membutuhkan penyambung lidah alam dan penterjemah suara alam, sehingga mereka bisa memahami dan mulai belajar tentang alam, suatu awal untuk membangun kepedulian, jadi Apa, mengapa, kapan, dimana dan siapa saja yang terlibat dalam interprestasi ?

Bagaimana Interprestasi ?
Kegiatan alam bebas yang mengandung interprestasi disana harus ada objek kita yang dijelaskan, orang yang butuh penjelasan dan orang yang menjelaskan. Ketika kita memasuki ruang alam bebas, kita bisa mengidentifikasi ada apa saja disana. Apa saja bisa berarti flora, fauna, ekosistem, bentang alam, manusia, masyarakat, budaya atau apapun terserah anda. Semua itu bisa dijelaskan jika sudah dikenali dan dipahami. Oleh sebeb itu Apa yang harus dikenali dari obyek alam bebas ?
Sementara itu orang yang perlu penjelasan juga mempunyai faktor yang perlu diidentifikasi. Asumsi pertama adalah apa yang mereka harapkan dari kunjungan ke alam bebas, asumsi kedua adalah bagaimana latar belakang mereka (budaya, sehingga Apa yang harus dikenali dari orang yang butuh penjelasan?
Dan mungkin komponen terpenting adalah orang yang memberi penjelasan. Sebenarnya tugas mereka cukup mudah ketika informasi tentang obyek dan sasaran sudah ada, mereka tinggal mengumpulkan dan menyampaikan, mudah kan! Tapi apa semudah itu ? Sekarang urusannya adalah hubungan antar manusia, disini ada unsur norma, tata krama, sopan santun, penampilan dan komunikasi. Lalu Bagaimana Berinterprestasi ?

Kata Mutiara Interprestasi
Dalam kegiatan interprestasi, para ahi memberikan banyak kata mutiara yang bisa dianut tapi lebih sering dicemooh karena kadang-kadang tidak seperti kata mutiara sama sekali. Kata mutiara ini cuma membantu kita dalam berinterprestasi, karena cuma membantu, jika sudah tidak dibutuhkan maka bisa ditinggalkan.
Beberapa kata mutiara yang layak dicemooh itu diantaranya :
- Kepedulian dibangun dari pengetahuan
- Orang dapat belajar dengan baik jika dia aktif
- Orang dapat mengingat dengan baik jika mendengar, tapi lebih baik jika membaca, lebih baik lagi jika melihat, tetapi jauh lebih baik jika dia mengerjakan
- Pengetahuan baru dibentuk dengan pondasi pengetahuan sebelumnya.
- Orang lebih menyukai mempelajari sesuatu yang berharga dan memberikan kepuasan baginya dan didapatkan dengan kegembiraan.
- Manusia diciptakan dalam perbedaan sehingga bedakanlah mereka.

Epilog
Interprestasi dapat digunakan untuk apa saja, mulai hal yang positif maupun yang negatif. Setiap individu boleh mempunyai pemahaman yang berbeda tentang interprestasi, tetapi ketika bahwa topik interprestasi ini didiskusikan dalam forum pendidikan kader konservasi alam maka bolehkan memilih bahwa interprestasi ini akan digunakan untuk kepentingan kelestarian alam.

Jika kita berfikir untuk satu tahun mendatang.
tanamlah biji
Jika kita berfikir untuk sepuluh tahun mendatang.
tanamlah pohon
Tetapi jika berfikir untuk seratus tahuh mendatang.
maka didiklah manusia
"Peribahasa Cina"

Referensi = Buka Mapala USM

24 Responses to "Menceritakan Pengalaman Pribadi Saat Mendaki (Interprestasi)"

  1. Artikelnya Sangat BERMANFAAT OM, tapi akan lebih bagus jika tampilan blognya tersusun secara rapi dan cepat ^_^

    Jangan Lupa Kunjungan Baliknya

    BalasHapus
  2. Interpretasi itu semacam laporan gitu ya gan??
    Btw, ane sering diajak camping temen2., tapi karena saya alergi dgan dingin dan taku akan kegelapan malam jadi selalu saya tolak

    BalasHapus
  3. Amazing pisan gan.. Like this..

    BalasHapus
  4. Salam Friendly, keren sob artikelnya mengenai interpretasi ini, terima kasih sudah share.. :)

    BalasHapus
  5. keren thu gan m sampe skrang ane blum pernah thu jlan" haiking mendaki gunung

    BalasHapus
  6. Keren gan..
    Menarik sekali artikelnya gan.

    BalasHapus
  7. pengalaman yang sangat bagus gan

    BalasHapus
  8. sudah pernah nyampek ke bondowoso belum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wih bondowoso ya gan yang terkenal dengan nama bandung bondowosonya itu bkn :p

      Hapus
  9. artikel nya mantab (y)
    kunbal bang-gas.blogspot.com

    BalasHapus
  10. mantap artikelnya.. keren sob :D

    BalasHapus
  11. wih keren ya poto2 nya, ceritanya juga seru,
    jadi pengen ikutan mendaki hehe

    BalasHapus
  12. Wah keren cerita nya ,tapi belum pernah Hiking" gan nih

    BalasHapus
  13. Naik Gunung emang enak gan :D mampir di Ijen Banyuwangi :D

    BalasHapus
  14. Mantap gan, emang kalau berinteraksi dengan alam itu sangat menyenangkan

    BalasHapus
  15. Pengalaman fantastis gan.. hebat..

    BalasHapus
  16. wah jadi pingin mendaki nih haha
    kunbal gan www.nguentenpon.blogspot.com

    BalasHapus
  17. saya juga tertarik sekali untuk berpetualang menjelajahi alam sekitar untuk menambah pengetahuan

    BalasHapus

Silakan berkomentar !!!

- Dilarang Memasang Link Aktif
- Dilarang Berkomentar Dengan Kata Kata Kotor
- Dilarang Menghina / SARA
- Harus Sopan Dalam berkomentar
- Dilarang Spam
- Gunakan Bahasa Indonesia/English
- Berkomentarlah tentang artikel yang diatas