SEARCH AND RESCUE

Pembukaan

Bicara, baca dikoran, dapat omongan tentang orang hilang digunung, dilaut, disungai pasti orang akan mengkaitkannya dengan kata-kata SAR, yang jadi pertanyaan apa itu yang harus disebut / tidak ada sebutan lainya.
Sepertinya hal ini tidak bisa dihilangkan begitu saja, karena hal ini sudah terbentuk dimasyarakat / penggiat kegiatannya sendiri.
Kemajuan pembangunan baik dibidang teknologi maupun transportasi membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif antara lain : timbulnya bencana alam, jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal laut, hilangnya orang digunung atau meletusnya gunung berapi, dll.
Dalam penanganan musibah tersebut di perlukan adanya suatu wadah organisasi SAR yang didukung dengan adanya fasilitas yang memadahi dan personil yang terampil terlatih dan berdedikasi tinggi, mengigat tugas SAR adalah merupakan tugas kemanusiaan.
Oleh sebab itu setiap personil SAR harus dibekali dengan kemampuan dan keterampilan SAR dengan jalan latihan secara berlanjut, agar kemampuan yang dimiliki tetap terpelihara dan setiap saat untuk melaksanakan operasi SAR.
JANGAN SAMPAI PETUGAS SAR JUSTRU DI SAR karena kurangnya latihan dan pengetahuan di bidang SAR.
ORGANISASI SAR INDONESIA

BASARNAS : Badan SAR Nasional
BASARNAS mempunyai tugas pokok untuk membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan sesuai dengan peraturan SAR nasional dan Internasional terhadap manusia ataupun benda berharga lainnya.
KKR : Kantor Koordinasi Rescue
Terbagi menjadi 4 wilayah kantor KKR
1. JAKARTA
2. SURABAYA
3. UJUNG PANDANG (MAKASAR)
4. BIAK
Mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan suatu koordinasi Rescue guna mengkoordinir semua unsur dan fasilitas SAR untuk kegiatan di wilayah tanggung jawabnya.

ORGANISASI OPERASIONAL SAR

SAR COORDINATOR, Biasanya pejabat pemerintah yang mempunyai wewenang dalam penyediaan fasilitas.
SAR MISSION COORDINATOR, Harus orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tinggi dalam menentukan MPP (MOST PROBIBLE POSITION) menentukan area pencarian, Strategi pencarian ( unit, teknik, dan fasilitas ).
ON SCENE COMANDER, Tidak mutlak harus ada tapi juga lebih dari satu, tergantung wilayah, komunikasi, dari kesulitan jangkauan komunikasi.
SEARCH AND RESCUE UNIT, Tim pencari dan penolong min jumlah 1 SRU kurang lebih 5 orang

TUGAS SMC :
1. Menganalisa data yang masuk / diperoleh untuk : 
- Menentukan Datum (MPP)
- Menentukan daerah pencarian
- Menentukan jumlah unsur yang dipakai
- Memperkirakan berapa lama waktu operasi
2. Melakukan koordinasi dengan semua unsur yang terlibat serta melayani hubungan koordinasi ( misal : Dengan pejabat, wartawan, dll )
3. Menyediakan fasilitas logistik bagi SRU ( Diperlukan SRU ).

SISTEM SAR

ADA 5 TAHAPAN DALAM OPERASI SAR
1. TAHAP KEKAWATIRAN (AWARNESS STAGE)
Adanya kekawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya terjadi keadaan darurat / musibah)
2. TAHAP KESIGAPAN / PRELIMINARY MODE ( INITIAL ACTION STAGE )
Adalah kesiapan untuk menyiagakan fasilitas SAR dan untuk mendapatkan informasi lebih jelas

  • Mengevaluasi dan mengklarifikasi informasi yang didapat
  • Menyiapkan fasilitas SAR
  • Pencarian awal dengan komunikasi (PRELIMINARY COMUNICATION CHECK / PRECOM)
  • Perluasan pencarian dengan komunikasi (EXTENDED COMUNICATION CHECK / EXCOM)
3. TAHAP PERENCANAAN / CONFINEMENT MODE (PLANNING STAGE)
Adanya saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan (Respons) terhadap keadaan sebelumnya :
(*) SEARCH PLANING EVENT (Tahap perencanaan pencarian)
(*) SEARCH PLANING SEQUENCE (Urutan tahap perencanaan pencarian)
(*) DEGREE OF SEARCH PLANING (Tingkatan perencanaan pencarian)
(*) SEARCH PLANING COMPUTATING (Perhitungan perencanaan pencarian)

4. TAHAPAN OPERASI (OPERASI STAGE)
DETECTION MODE / TRAKING MODE AND EVACUATION MODE
Yaitu seperti dilakukannya operasi pencarian-pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahapan operasi meliputi :
A. Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian
B. Melakukan pencarian dan medeteksi tanda-tanda yang ditemui yang diperkirakan ditingal survivor (DETECTION MODE)
C. Mengikuti jejak / Tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (TRAKING MODE)
D. Menolong / menyelamatkan dan mengevakuasi korban (EVAKUATION MODE) dalam hal ini memberi perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa korban yang cedera kepada tim medis yang profesional (EVAKUASI)
  1. Mengadakan brifing kepada SRU
  2. Mengirimn dan memberangkatkan fasilitas SAR
  3. Melaksanakan operasi SAR dilokasi kejadian
  4. Melakukan penggantian / penjadwalan SRU dilokasi kejadian

5. TAHAP AKHIR MSI (MISSION CONCLUSION STAGE)
Pada tahap ini dilakukan 
- Evaluasi hasil kegiatan 
- Pengembaliaan unsur-unsur kepada satuan masing-masing
- Penyiagaan kembali ( Agar setiap unsur tetap siap bergerak setiap saat )

KOMPONEN - KOMPONEN YANG MENDUKUNG
1. ORGANISASI
Merupakan struktur organisasi SAR, meliputi aspek pengerahan unsur, koordinasi, komando dan pengendalian, kewenangan, lingkup penegasan dan tanggung jawab untuk penanganan suatu musibah.

2. FASILITAS
Komponen berupa unsur, peralatan / perlengkapan, serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat dipergunakan dalam operasi/misi tim SAR

3. KOMUNIKASI
Komponen berupa penyenggaraan komunikasi sebagai sarana untuk melakukan deteksi terjadinya musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi serta membina kerjasama atau koordinasi selama operasi SAR berlangsung

4. PERAWATAN DARURAT (EMERGENCY CARE)
Komponen berupa penyediaan fasilitas peralatan darurat yang bersifat sementara termasuk memberikan dukungan terhadap korban ditempat kejadian musibah sampai ke tempat penampungan atau fasilitas perawatan yang lebih memadahi.

5. DOKUMENTASI
Komponen berupa pendataan laporan atau kegiatan analisa serta data - data kemampuan yang akan menunjang efesiensi pelaksanaan operasi SAR serta untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan misi SAR yang akan datang.


PERENCANAAN (PLANING STAGE)
Pada tahap ini dituntut suatu persiapan perencanaan yang efektif (termasuk koordinasi).
Pelaksanannya adalah daerah gerak (Confinement Mode) yang merupakan daerah pencarian.

1. SEARCH PLANING EVENT (Tahap Perencanaan Pencarian)
Ada 5 tahapan pencarian yang berurutan yaitu :
a. Menghitung / memperkirakan datum / mpp.
b. Menentukan luas area pencarian (Search Area)
c. Memilih pola pencarian yang sesuai (Search Pattern)
d. Menentukan pencakupan daerah yang diinginkan (Area Coverage)
e. Mengembangkan perencanaan pencarian yang mungkin dilaksanakan dengan menggunakan unit pencari (SRU) yang ada.

2. SEARCH PLANING SEQUENCE (Urutan Perencanaan Pencarian)
Secara umum urutan perencanaan pencarian adalah sebagai berikut :
A. Menentukan posisi kejadian darurat dalam mempertimbangkan pengaruh angin, arus air, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap gerakan korban sejak waktu kecelakaan terjadi sampai tibanya Unit pencari ditempat kejadian.
B. Menentukan luas area pencarian untuk kemungkinan kesalahan dari Unit pencari dari perhitungan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap survivor.
C. Memilih pola pencarian terbaik yang akan digunakan dalam hal ini yang sesuai dengan menggunakan kondisi saat kejadian kecelakaan tersebut.
D. Tipe dari SEARCH TARGET yang dicari dipertimbangkan dari jarak berapa target itu dapat dideteksi dengan alat sensor yang dimiliki Unit pencari. Lebar penyapuan (Sweep Width) & jarak alur (Sweep Track Spacing) harus diperhitungkan dan ditentukan untuk perkiraan kemampuan pendeteksi ( Probality of Detection).
E. Jumlah SRU yang tersedia dan keterbatasan pada faktor-faktor lain juga diperhitungkan (bila dianggap perlu) untuk mengembangkan perencanaan pencarian agar dapat melengkapi / mengatasi suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi.
NB : SMC berkoordinasi dengan semua unsur-unsur yang terlibat & memberikan pengarahan kepada Unit-unit pencari & penolong (SRU) yang dibawah koordinasi aksi pencari.

3. DEGREE OF SEARCH PLANING (Tingkatan perencanaan pencarian)
Secara umum tingkat dari perencanaan pencarian ini membutuhkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Keadaan lingkungan alam dari insiden SAR itu.
2. Ketepatan pelaporan posisi dari insiden.
3. Bisa/tidaknya Unit SAR yang terlatih / bersedia digunakan
4. Waktu yang terlewat sejak kecelakaan terjadi
Keadaan lingkungan alam dari suatu insiden SAR menimbulkan faktor-faktor spesifik yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pencarian.

4. SEARCH PLANING COMPUTATING (Perhitungan perencanaan pencarian)
Perhitungan ini meliputi :
A. Lokasi insiden SAR (SAR INCIDENT LOCATION)
Tiga situasi yang mungkin timbul yang perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi dari insiden SAR adalah :
- Posisi diketahui
- Jalan lintas diketahui
- Area diketahui

B. Difinisi-difinisi yang digunakan dalam perencanaan pencarian 
1. Inicial Location (Lokasi Antara)
Lokasi antara yang dimaksud bisa berupa :
(*) Aero space position (posisi di angkasa)
(*) Paracute opening position (posisi parasut mengembang)
(*) Surfage position (dipermukaan bumi)
(*) Under water position (dibawah air)
Dalam hal ini dipergunakan Dipermukaan bumi (Darat)
2. Datum dan datum drift / drift datum
DATUM : Adalah kemungkinan lokasi search object melalui koreksi dari drift pada banyak arah gerakan yang penting selama misi berlangsung.
Ada 5 type Datum yang berkembang, bergantung pada bagaimana ketepatan lokasi antara dari search object itu diketahui yaitu :

<> DATUM POINT : Titik dinyatakan bila posisi antara sari search object yang diketahui.
(Perlu diketahui catatan waktu tertentu menurut jam/clock time)
<> DATUM LINE : Ialah garis yang menghubungkan 2/lebih titik datum, diperhitungkan pada waktu (jam) tertentu yang sama.
<> DATUM AREA : Yaitu lokasi search object diperkirakan daerah datum paling sering dibutuhkan bila tidak diketahuinya posisi antara/jalur lintasannya.
<> DRIFT DATUM : Adalah gerakan yang terarah dari search object yang disebabkan oleh momentum, angin, dan kekuatan-kekuatan lainnya.

C. Langkah-langkah perhitungan perencanaan pencarian
Langkah-langkah pertama dalam perencanaan pencarian adalah menentukan datum yang dimulai dari laporan suatu insiden SAR. Laporan ini bisa berupa posisi, jalur lintasan/area. Langkah-langkah berikutnya adalah koreksi Drift.

D. Pola-pola pencarian (SEARCH PATTERN)
Setelah lokasi dan luas search area ditentukan, suatu pencarian yang sistimatis terhadap target haruslah direncanakan pemilihan pola-pola pencarian bergantung pada beberapa faktor antara lain :
- Ketepatan Datum
- Luas area search
- SRU yang dapat digunakan untuk pencarian
- Kemampuan SRU untuk bergerak dan bernavigasi
- Kondisi cuaca dan medan di search area
- Besarnya / ukuran search target
- Alat-alat yang dimiliki survivor yang mudah dideteksi
- Faktor-faktor lain yang diperkirakan perlu untuk diperhitungkan

TAHAPAN OPERASI SAR (OPERATION STAGE)
Pada pelaksanaan operasi SAR dapat berupa :
1. Operasi pencarian tanpa operasi pertolongan (karena korban tidak ditemukan)
2. Opetasi pertolongan tanpa operasi pencarian (karena lokasi sudah ditemukan/dilaporkan dengan pasti)
3. Operasi pencarian dilanjutkan dengan operasi pertolongan

(Sumber = Buku Panduan Mapala USM)

9 Responses to "SEARCH AND RESCUE"

Silakan berkomentar !!!

- Dilarang Memasang Link Aktif
- Dilarang Berkomentar Dengan Kata Kata Kotor
- Dilarang Menghina / SARA
- Harus Sopan Dalam berkomentar
- Dilarang Spam
- Gunakan Bahasa Indonesia/English
- Berkomentarlah tentang artikel yang diatas